Komunikasi Data Digital Menggunakan Jaringan Listrik

2:20 PM 0 Comments A + a -

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan transmisi data baik di jaringan lokal maupun internet telah menjelma menjadi suatu kebutuhan utama bagi para pekerja sektor formal maupun informal. Media transmisi data yang biasa digunakan dalam proses transmisi data dapat dibagi dalam tiga jenis media yaitu kabel, udara dan cahaya. Kabel merupakan media transmisi yang cukup banyak digunakan dalam proses transmisi data walaupun beberapa waktu belakangan ini dominasi kabel sebagai media transmisi data sudah mulai digeser oleh teknologi wireless yang memanfaatkan udara sebagai media transmisi data.

Pemicu terjadinya pergeseran penggunaan media transmisi data disebabkan beberapa faktor seperti terbatasnya jarak optimal yang dapat dijangkau oleh kabel, proses instalasi yang rumit dan memakan banyak waktu dan biaya, serta proses maintenance dan troubleshooting yang cenderung rumit. Selain itu ditinjau dari sisi estetika penggunaan kabel dalam jumlah besar di dalam suatu ruangan juga dapat mengurangi nilai estetika ruangan tersebut apabila installasi kabel tersebut tidak tertata dengan baik. Berbagai permasalahan dalam penggunaan kabel sebagai media transmisi data tersebut memicu beberapa orang penggiat teknologi untuk memanfaatkan jaringan listrik sebagai media transmisi data menggantikan media kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yang biasa digunakan dalam jaringan komputer.

Adalah Dr. Paul Brown beserta tim yang merupakan sekelompok peneliti yang bekerja untuk Norweb pada tahun 1991 mulai melakukan penelitian tentang penggunaan jaringan listrik untuk tranmisi data. Beliau menemukan fakta bahwa banyak peneliti lain yang telah melakukan penelitian serupa namun selalu menemukan kegagalan yang disebabkan noise yang sangat tinggi. Setiap kali kabel dialiri arus listrik, sejumlah besar gelombang disturbansi listrik melewati kabel dan mengubah setiap data yang ditransmisikan secara simultan.

Berkaca dari hal tersebut, Dr. Paul Brown menerapkan strategi yang berbeda yaitu dengan menggunakan sinyal pada frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi yang berpotensial menghasilkan noise. Selain itu frekuensi yang digunakan lebih dari satu frekuensi dan paket data yang dikirim terdiri dari paket-paket diskrit yang dipandu oleh beberapa bentuk sistem pensinyalan. Strategi ini berhasil diuji coba dengan baik pada beberapa sekolah di inggris dengan menghasilkan kecepatan transfer data yang sepuluh kali lebih cepat dari sambungan ISDN yang telah ada. Sejak itu teknologi ini terus dikembangkan dan disempurnakan hingga saat ini. Teknologi ini dikenal dengan sebutan Power Line Communication.

Sekilas melakukan transfer data digital dengan menggunakan kabel listrik sangat tidak mungkin untuk dilakukan, tapi saat ini hal tersebut bukan suatu hal yang mustahil lagi. Saat ini kita dapat menghubungkan kabel UTP yang terhubung ke perangkat elektronik langsung ke stop kontak listrik untuk dapat berkomunikasi dengan perangkat lain yang terletak di ruangan lain dan tentu saja kita juga dapat melakukan koneksi internet melalui kabel listrik dengan memanfaatkan teknologi Power Line Communication. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan sebuah perangkat tambahan bernama Powerline Ethernet Adapter. Powerline Ethernet Adapter berfungsi untuk mengubah frekuensi arus listrik yang mengalir dalam kabel listrik sehingga dapat digunakan untuk melakukan transmisi data digital. Untuk dapat lebih memahami cari kerja dari teknologi Power Line Communication perhatikan gambar berikut

 Gambar 1 : Poweline Communication LAN Schema

Gambar diatas merupakan konsep sederhana dari penerapan teknologi Power Line Communication pada lingkungan terbatas (Local Area Network).  Seperti yang terlihat pada gambar tersebut, untuk menghubungkan jaringan dari satu ruangan ke ruangan yang lainnya anda tidak perlu direpotkan dengan instalasi kabel jaringan. Cukup dengan menggunakan Powerline Ethernet Adapter yang dihubungkan dengan stop kontak listrik maka berbagai perangkat anda sudah dapat terhubung satu sama lain. Yang perlu digaris bawahi disini adalah, skema tersebut merupakan skema yang digunakan untuk jaringan local sehingga untuk kebutuhan akses internet anda tetap harus berlangganan internet dari ISP (Internet Service Provider).

Penerapan teknologi Power Line Communication untuk kebutuhan yang lebih besar dapat dilakukan dengan cara menghubungkan backbone internet ke Outdoor Master. Sebelum sinyal data didistribusikan ke para pengguna oleh Outdoor Master, sinyal data akan dikirim ke Concentration Unit dan  Transformator distribusi listrik untuk menurukan tegangan listrik yang tinggi (12KV) menjadi listrik bertegangan rendah (380 V) . Setalah berubah menjadi listrik bertegangan rendah, sinyal data akan segera di kirim ke para pengguna teknologi Power Line Communication dengan cara ditumpangkan pada kabel listrik. Terkait dengan jauhnya jarak antara lokas Outdoor Master dengan lokasi pengguna maka diperlukan sebuah repeater yang berfungsi untuk memperkuat sinyal yang melemah.

Gambar 2 : Poweline Communication Enterprise

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan dengan skala besar tersebut, kita tidak dapat melakukannya sendiri karena yang berhak untuk melakukan pengelolaan tenaga listrik di Indonesia adalah PLN (Perusahaan Listrik Negara). Melihat pontensi yang besar ini, PLN tidak tinggal diam. Melalui salah satu anak perusahaannya yang bernama PT. Indonesia Comnet Plus (ICON+) menyediakan layanan penyediaan jaringan dan konten telekomunikasi khusus untuk mendukung teknologi dan sistem informasi PLN dan sektor publik lainnya. ICON+ mengandalkan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS) dan akses internet broadband. Dengan infrastruktur jaringan serat optik sepanjang 891.000 km meliputi Jawa, Bali, Sumatera dan sebagian wilayah Kalimantan dan Sulawesi dan didukung dengan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN di seluruh wilayah Nusantara, ICON+ mampu melayani kebutuhan pelanggan dengan berbagai pilihan jaringan telekomunikasi yaitu Clear Channel Network, VPN IP, Metronet dan Internet Corporate.


HPNA
(Home Phoneline Networking Alliance )
PLC
(Power Line Communication)
Media Transmisi
Kabel Telephone
Kabel Listrik

Spesifikasi & Organisasi Standar
Home Phoneline Networking Association

HomePNA 1.0
HomePNA 2.0
Belum ada standar yang baku. Masing-masing produsen perlengkapan PLC menggunakan standar sendiri

Kecepatan Transmisi Data
HPNA 1.0 up to 1 Mbps
HPNA 2.0 up to 2 Mbps

Up to 10 Mbps
Kompatibilitas dengan teknologi jaringan komputer yang lain

Ya
Ya
Frekuensi yang digunakan

2 MHz
1 – 30 MHz
Keunggulan
·         Installasi mudah
·         Menggunakan kabel existing
·         Kompatibel dengan teknologi lainnya
·         Installasi mudah
·         Menggunakan kabel existing
·         Kompatibel dengan teknologi lainnya
·         Jangkauan lebih luas dibanding dengan HPNA
·         Kecepatan akses lebih tinggi dibanding dengan HPNA

Kelemahan
·         Kecepatan akses rendah
·         Interferensi
·         Lonjakan listrik, naik turunnya tegangan listrik mempengaruhi kinerja jaringan

Tabel 1 : Perbandingan Teknologi PLC (Power Line Communication) dengan HPNA (Home Phoneline Networking Alliance)

Secara teknis, kendala utama yang dihadapi dalam penggunaan teknologi Power Line Communication terletak pada masalah interferensi. Masalah interferensi disebabkan oleh penggunaan band frekuensi. Band frekuensi yang digunakan dalam teknologi Power Line Communication sama dengan band frekuensi yang digunakan untuk sistem komunikasi short wave radio seperti radio broadcasting, komersial, militer, maritime, navigasi dan stasiun radio amatir. Hal ini akan menimbulkan Electro Magnetic Interference yang dapat mengganggu sistem komunikasi radio.

ACMA (Australian Communications and Media Authority) pada tanggal 14 Juli 2006 pernah melakukan pengukuran interferensi yang ditimbulkan oleh teknologi Power Line Communication. Hasil pengukuran yang dilakukan menunjukan bahwa interferensi yang disebabkan oleh jaringan Power Line Communication melebihi batas radiasi gelombang elektromagnetik yang telah di tentukan oleh FCC (Federal Communications Commissions).

Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan teknis dan non teknis. Pendekatan teknis yang dapat dilakukan untuk mereduksi interferensi yang di timbulkan oleh jaringan Power Line Communication yaitu :

  1. Menggunakan kabel listrik shield cable atau menggunakan kabel listrik bawah tanah.
    Solusi ini akan dapat mereduksi interferensi yang di hasilkan oleh jaringan Power Line Communicatio secara signifikan, akan tetapi solusi ini membutuhkan biaya yang sangat besar karena sebagian besar jaringan listrik tegangan menengah yang terpasang pada tiang listrik menggunakan unshield cable;
  2. Mengurangi daya transmisi.
    Dengan mengurangi daya transmisi maka secara otomatis interferensi yang dihasilkan akan berkurang. Namun hal ini bukanlah solusi yang baik karena pengurangan daya transmisi akan menyebabkan jarak transmisi sinyal akan berkurang dan rentan terjadi noise pada jaringan distribusi listrik.;
  3. Menggunakan perlengkapan Power Line Communication yang telah dilengkapi dengan kemampuan pengaturan daya secara otomatis (self power adjustment).
    Solusi ini merupakan solusi terbaik yang dapat diterapkan untuk mereduksi interferensi yang disebabkan oleh jaringan Power Line Communication. Namun yang perlu menjadi catatan disini adalah perlatan yang telah dilengkapi dengan teknologi self power adjustment masih sangat terbatas dan harganya pun masih sangat tinggi
Sedangkan pendekatan non teknis yang dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah interferensi ini adalah dengan menetapkan regulasi yang mengatur penggunaan spectrum frekuensi 1.7 – 300 MHz. Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mencegah interferensi antara sistem Power Line Communicatio dengan komunikasi radio. Solusi ini merupakan solusi yang paling mungkin untuk dilakukan karena tidak membutuhkan biaya yang besar dalam penerapannya.